Selama mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) angkatan ke-2 beragam perbedaan pembelajaran dirasakan Mahasiswa Universitas Simalungun (USI).
Cerita datang dari Sandy Ramot Lumban Siantar yang berkuliah di Universitas Negeri Papua (UNIPA) dan Safti Witria yang berkuliah di Universitas Islam Makasar (UIM).
Keduanya merupakan Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris USI yang saat menginjak semester VIII.
Safti Witria menjelaskan, perbedaan kuliah yang ia rasakan di UIM. Menurutnya sistem pembelajaran lebih maju.
“Dari sistem pembelajaran saja sudah lebih maju, disana semua sudah melalui teknologi, mulai dari absensi, pengumupulan tugas, dan lain – lain sudah tidak manual, ” jawabannya ketika di wawancarai via WhatsApp.
Ia menambahkan, di era sekarang segala sesuatu sudah menggunakan teknologi untuk mempermudah segala urusan
“Semoga kampus lebih maju lagi terutama di bidang teknologi,” katanya lagi.
Pengalaman lain juga dirasakan Sandy, ia mengatakan program kuliah yang dilaksanakan di UNIPA sama seperti perkuliahan pada umumnya dimana mahasiswa memprogram mata kuliah sebanyak 20 sks.
Tetapi ada satu mata kuliah khusus yang diambil Mahasiswa PMM yakni Modul Nusantara.
“Modul Nusantara merupakan mata kuliah yang mempelajari berbagai hal berkaitan dengan suku, ras, adat istiadat dan budaya atau kebiasaan masyarakat setempat,” kata Sandy.
Ia mengatakan, dalam Modul Nusantara para Mahasiswa diajak ke berbagai tempat mulai dari rumah adat, desa, rumah ibadah, dan berbagai tempat lainnya.
Tak ketinggalan mereka juga mempelajari kebiasaan adat istiadat masyarakat setempat, kegiatan ini mereka lakukan setiap seminggu sekali.
Sandy melanjutkan, kegiatan pembelajaran di UNIPA lebih padat dan peran Mahasiswa dituntut harus lebih aktif dalam setiap kegiatan perkuliahan
“Kehadiran sudah pasti keharusan bagi mahasiswa aktif, tetapi bila ingin hasil lebih, kami di minta selalu aktif seperti berpartisipasi dalam sesi tanya jawab yang diberikan dosen,” ujarnya lagi
Mereka berharap kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk terus mempertahankan program PMM.
“Terlebih melalui program ini kita sebagai mahasiswa dapat belajar mengenal Indonesia secara meluas dengan berbagai keanekaragamannya,” tutup Sandy.
Reporter: Putri Cindy