23 mahasiswa Universitas Simalungun (USI) yang mengikuti Program kampus mengajar telah selesai mengampuh tugas untuk mengajar di Sekolah Dasar yang jauh dari tempat tinggal. Suka dan duka telah mereka lewati di lokasi tempat mereka diutus yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Segudang pengalaman, ilmu bahkan relasi dari mahasiswa Universitas lain.
“Pengalaman yang saya dapat dari kegiatan Program Kampus Mengajar yang dilakukan selama kurang lebih 5 bulan yaitu, saya dapat mengenal rekan-rekan penugasan saya dari berbagai universitas,” ucap Dinri Girsang
Dari pengalaman yang sudah di dapat dari kampus mengajar, menjadi bekal awal para mahasiswa untuk nanti masuk ke dunia kerja nyata terutama dalam profesi guru.Karena sudah pernah berhadapan dengan berbagai macam karakter maupun latar belakang para peserta didik sehingga dapat mengontrol dan memahami peserta didik.
“Bertemu dengan siswa-siswa yang memiliki beragam karakter dan membuat saya mampu mengontrol dan memahami karakter siswa tersebut, dan terutama siswa siswa yang broken home. Disana sangat banyak saya dapati siswa siswa yang broken home dan anak yatim, yang dimana itu juga ter masuk sangat membantu untuk menambah pengalaman baru agar ketika saya bener bener masuk di dunia kerja yang nyata terkhusus guru,saya sudah memiki basic atau pengalaman yang mungkin lumayan cukup untuk memasuki dunia kerja,” balas Dindri Girsang dalam wawancara via whatsapp
Dilain sisi ada Sugiatmi dari Prodi Biologi yang membagikan pengalamannya selama mengikuti program Kampus Mengajar yang membuat dirinya mendapatkan pengalaman serta hal baru.
“Banyak hal menariknya juga selama masa KM pengalaman bertambah,jadi makin tau gimana cara bergaul sama anak anak yang ga bikin anak anak mudah bosen bawa banyak hal yang di luar ekspektasi juga,” ujar Sugiatmi.
Ia juga menambahkan suka dan dukanya dalam mengikuti program kampus mengajar seperti penempatan lokasi yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan yang membuat ia memilih untuk tidak tinggal dekat dengan sekolah penempatan sehingga merasakan capek.Namun,dibalik itu itu terdapat rasa kesenangan yang didapati sehingga lebih banyak Suka daripada duka.
“Apalagi di saya gitu dimana lokasi penempatan saya dari Siantar jaraknya berkisar 30 menit, karena saya milih Pulang Pergi dan ga kos di dekat sekolah penempatan saat itu jadi ya capeknya itu terasa banget yang awalnya mau nyerah karena situasi dan kondisi sekolah sampai akhirnya bertahan karena emang seenak itu selama proses nya jadi bertahan Udah gitu guru guru dari sekolah penempatan saya tuh kayak yang welcome banget gitu pada baik gampang di ajak sharing juga Pokoknya lebih banyak sukanya daripada dukanya sih kalau di KM ini,” jawab Sugiatmi.
Dengan adanya program kampus mengajar banyak mahasiswa yang sudah mengalami perubahan dan mendapatkan segudang pengalam dan ilmu.Dinri Girsang memberi pesan kepada para mahasiswa selanjutnya yang ingin mengikuti program kampus mengajar agar tetap semangat terus untuk berproses dan jangan pernah menyerah oleh keadaan yang ada.
“Pesan untuk yang ingin mengikuti Kampus Mengajar selanjutnya, semangat terus untuk berproses dan jangan pernah menyerah dalam keadaan yang ada.Terus kembangkan inovasi dan kreativitas dalam pembelajaran untuk kemajuan pendidikan di Indonesia, kemudian ketika berada di sekolah penempatan tetap menjaga etika baik dalam berbicara dan tingkah laku serta nama baik kampus. Mari terus belajar dan berdampak,” kata Dindri Girsang mengakhiri
Reporter: Muhammad Arya Ananda