Museum Perjuangan Pers di Medan: Warisan Sejarah yang Butuh Perhatian

Museum Perjuangan Pers di Kota Medan, Sumatera Utara, menjadi saksi bisu perjalanan pers dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Berdiri sejak 15 November 2019, museum ini adalah hasil inisiatif pribadi dari Drs. H. Muhammad TWH, seorang wartawan yang telah mengumpulkan dokumentasi pers dan catatan perjuangan sejak tahun 1970-an.

Drs. H. Muhammad TWH percaya bahwa pers merupakan senjata ampuh melawan penjajahan, sehingga museum ini mengusung dua tema utama: pers dan perjuangan kemerdekaan. Di dalamnya, tersimpan koleksi bersejarah seperti surat kabar pertama yang terbit di Indonesia, Batavia Nouvelles (1744), serta berbagai lukisan tokoh pers yang berperan penting dalam sejarah jurnalistik Tanah Air.

Sejak dibuka, museum ini telah menarik perhatian banyak pengunjung, terutama kalangan akademisi yang datang untuk penelitian skripsi dan tesis. Namun, perjalanan museum ini tidaklah mudah. Hingga kini, museum masih mengandalkan dana pribadi tanpa bantuan pemerintah. Fasilitasnya masih terbatas, belum memiliki gedung khusus dengan lahan parkir yang memadai.

“Kami berharap gubernur yang akan dilantik nanti dapat terbuka hatinya untuk mendukung museum ini. Kami tidak meminta renovasi, tapi kami butuh satu bangunan khusus yang lebih representatif untuk memajang koleksi yang ada,” ungkap Mufti Mutawatir TWH, S.Sos, cucu pendiri museum.

Selain pemerintah, pihak museum juga berharap dukungan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), baik di tingkat provinsi maupun pusat, mengingat organisasi ini adalah wadah utama wartawan di Indonesia.

“PWI seharusnya turut mendukung keberlangsungan museum ini, baik secara fisik maupun materi,” tambah Mufti.

Tak hanya itu, museum ini juga menghadapi tantangan internal setelah wafatnya sang pendiri. Perbedaan pendapat di kalangan keluarga hampir menggoyahkan keberlanjutan museum. Namun, berkat kesepakatan bersama, museum tetap beroperasi sesuai amanah pendirinya. Kini, ada rencana membentuk yayasan baru agar pengelolaannya lebih profesional dan tetap berada di bawah keluarga.

Selama ini, Komunitas peduli museum dan sejarah (Kopi Murah) telah turut serta membantu dalam pengelolaan museum. Namun, tenaga relawan dan dukungan lebih luas dari masyarakat sangat dibutuhkan agar museum ini bisa berkembang lebih baik.

Sebagai satu-satunya museum pers di Pulau Sumatera, Museum Perjuangan Pers di Medan merupakan aset sejarah yang tidak boleh diabaikan. Keberadaannya menjadi bukti nyata bahwa pers memiliki peran besar dalam perjuangan bangsa. Diharapkan dengan dukungan dari berbagai pihak, museum ini bisa memiliki tempat yang lebih layak untuk menjaga warisan sejarah pers Indonesia.

Reporter : Yuda & Hana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Hubungi Tim Samudera, agar segera meliput!
Halo sobat Samudera....