Mahasiswa yang tinggal jauh dari kampus sering kali menghadapi berbagai rintangan, mulai dari transportasi yang tidak memadai hingga kelelahan karena jarak yang harus ditempuh setiap hari. Beberapa mahasiswa berikut berbagi pengalaman mereka tentang suka duka perjalanan menuju kampus dan bagaimana mereka tetap semangat dalam menjalani aktivitas perkuliahan.
Yuyun Indry Utami, seorang mahasiswi asal Sidamanik Dusun V Manik Maraja, membutuhkan waktu sekitar 45 menit naik angkot untuk sampai ke kampus.
“Setiap hari naik angkot sekitar 45 menit, dan kendala di jalan kadang terjadi. Pernah rem angkot habis dan tali koplingnya putus. Untungnya, kejadiannya pas pulang, jadi nggak terlalu panik,” ungkap Yuyun.
Meski merasa capek pada awalnya, Yuyun kini sudah terbiasa dengan perjalanan jauh tersebut.
“Capek itu pasti, tapi sekarang sudah terbiasa,” lanjutnya.
Namun, yang membuatnya kesal adalah ketika kelas dibatalkan secara mendadak setelah ia tiba di kampus.
“Pernah kelas batal setelah saya sampai kampus, rasanya kesal dan sebal,” ujarnya.
Yuyun juga pernah mengalami kejadian di mana ia harus pulang tanpa aktivitas apa pun di kampus karena kelas dibatalkan secara tiba-tiba.
“Kadang dosen memberi kabar mendadak, jadi saya pulang tanpa ada kegiatan. Tapi dari perjalanan jauh ini, saya jadi lebih menghargai waktu,” tambahnya.
Yuyun memberikan pesan semangat kepada teman-temannya yang juga tinggal jauh dari kampus, “Tetap semangat buat teman-teman yang rumahnya jauh. Kita kuliah demi orang tua dan masa depan. Jangan lupa tujuan kita, demi gelar sarjana.”
Fadiah Fahsaniah, yang berasal dari Marihat Bandar, memerlukan waktu hampir satu jam naik sepeda motor untuk sampai ke kampus, sedangkan jika menggunakan angkot, perjalanan bisa memakan waktu lebih dari satu jam.
“Kalau naik motor hampir satu jam, tapi kalau naik angkot bisa sejam lebih. Kendalanya kadang susah cari angkot, atau saya bangun terlambat,” ujar Fadiah.
Fadiah mengakui bahwa perjalanan jauh membuatnya sering merasa lelah.
“Jauh dari kampus memang bikin capek dan lelah,” ujarnya.
Namun, yang paling membuatnya kecewa adalah ketika kelas dibatalkan mendadak saat ia sudah di tengah perjalanan atau bahkan sudah sampai kampus.
“Kesalnya kalau sudah sampai kampus atau di tengah jalan, tapi tiba-tiba kelas dibatalkan. Kalau masih di jalan, saya biasanya putar balik,” jelasnya.
Fadiah juga menceritakan pengalaman unik saat hampir tertidur di sepeda motornya karena terlalu lelah.
“Pernah karena capek setelah seharian di kampus, dalam perjalanan pulang, saya hampir tertidur di motor. Mata ini udah berat, untungnya nggak jatuh,” kenangnya.
Meski demikian, Fadiah tetap memberi semangat kepada teman-temannya yang juga harus menempuh perjalanan jauh.
“Aku sangat mengapresiasi teman-teman yang rumahnya jauh dan harus menempuh perjalanan lama. Tetap semangat, jangan menyerah!”
Nur Indah Saragih, mahasiswi asal Sondi Raya, menempuh perjalanan selama satu jam untuk sampai ke kampus. Ia pernah mengalami kendala seperti sulitnya mendapatkan angkot, atau bahkan angkot yang mogok di tengah jalan.
“Kadang angkot mogok di tengah jalan atau susah dapat angkot, jadi perjalanan lebih lama,” ujarnya.
Bagi Nur Indah, rumah yang jauh dari kampus sering membuatnya merasa lelah dan resah.
“Rasanya capek dan meresahkan, tapi sudah terbiasa juga,” tambahnya.
Kekecewaan Nur Indah pun muncul saat kelas mendadak dibatalkan setelah ia sudah tiba di kampus.
“Pernah , sudah capek-capek sampai kampus, tiba-tiba dosen kasih tahu kalau kelas dibatalkan. Kecewa rasanya,” ujarnya.
Namun, Nur Indah tetap menjalani aktivitas perkuliahan dengan semangat.
Tasya Azhari, mahasiswi yang berasal dari Bah Gunung, juga mengalami perjalanan yang panjang menuju kampus, dengan waktu tempuh kurang lebih satu setengah jam.
“Kalau naik motor bisa satu setengah jam, dan sering kali kendalanya adalah cuaca. Misalnya kalau hujan, kadang saya sudah setengah jalan harus balik lagi karena susah melanjutkan perjalanan,” ungkap Tasya.
Perjalanan yang panjang membuatnya merasa lelah, apalagi ketika kelas dibatalkan tiba-tiba.
“Capek sih, terutama kalau sudah sampai kampus, tiba-tiba kelas batal. Rasanya kecewa sekali,” ujarnya.
Meskipun demikian, Tasya mengaku bahwa perjalanan jauh ini juga memberinya pengalaman baru.
“Dulu saya lebih sering di rumah, sekarang dengan jarak jauh ini, saya bisa sekalian jalan-jalan,” katanya sambil tersenyum.
Sebagai penutup, Tasya memberi pesan semangat kepada teman-temannya.
“Semangat buat teman-teman yang rumahnya jauh dari kampus. Jaga kesehatan, karena kita punya tujuan untuk kuliah, jadi badan harus selalu fit.”
Kisah-kisah mahasiswa ini menunjukkan betapa besar tantangan yang harus dihadapi oleh mereka yang tinggal jauh dari kampus. Namun, di balik tantangan itu, mereka tetap bersemangat dan berusaha menjalani perkuliahan dengan penuh tekad. Perjalanan yang panjang tidak hanya mendidik mereka tentang pentingnya waktu, tetapi juga mengajarkan mereka tentang ketekunan dan pengorbanan demi masa depan yang lebih baik.
Reporter : Elvira