Kebijakan terbaru Universitas Simalungun terkait perubahan rundown acara serta pembatasan promosi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) ke fakultas menuai protes dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan UKM setempat.
Ketua BEM Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Rian Salmon Sinaga, menyatakan ketidaksetujuannya terhadap perubahan rundown acara yang dinilai kurang menarik dan monoton.
“Saya tidak setuju dengan rundown yang dibuat oleh universitas karena terlalu monoton. Kegiatan ini hanya diisi dengan penyampaian materi di dalam ruangan, padahal tahun-tahun sebelumnya acaranya lebih variatif dengan kegiatan di luar ruangan juga,” jelas Rian.
Ia menegaskan bahwa suasana acara menjadi kurang dinamis dan membosankan karena terlalu fokus pada materi yang disampaikan, tanpa melibatkan aktivitas yang lebih interaktif.
“Harusnya tidak melulu tentang materi, bisa lebih kreatif seperti tahun lalu di mana ada kegiatan di luar ruangan,” tambahnya.
Hal sama juga disampaikan Ketua UKM Khatulistiwa, Desti Sahprida Sinaga, juga menanggapi kebijakan yang menghapus promosi UKM di setiap fakultas.
“Jujur, sangat disayangkan. Biasanya kita dari UKM bisa melakukan promosi di fakultas, itu kesempatan kita untuk memperkenalkan UKM kepada mahasiswa baru. Kalau tidak diberi kesempatan, bagaimana nasib kita? UKM kita bisa terancam tanpa anggota baru,” ungkap Desti.
Desti menekankan pentingnya promosi langsung di fakultas untuk menjaga jumlah anggota UKM.
“Promosi ke fakultas lebih intim karena ada interaksi langsung, seperti tanya jawab, yang memungkinkan kami mengetahui bagaimana respon mahasiswa baru terhadap UKM,” jelasnya.
Meski demikian, Desti menambahkan bahwa eksistensi UKM sangat bergantung pada kemampuan masing-masing organisasi untuk tetap dikenal.
“Namun, jika kita tidak memiliki anggota baru, eksistensi UKM akan sulit dipertahankan,” lanjutnya.
Muhammad Rizky Ananda, Komandan UKM KSR PMI Universitas Simalungun dari Fakultas Pertanian, turut mengungkapkan kekecewaannya.
“Sedikit kecewa, karena biasanya kita promosi UKM ke tiap fakultas. Jika promosi ini tetap ada, mahasiswa baru bisa lebih intens mengenal UKM-UKM di universitas,” ujar Rizky.
Menurutnya, promosi langsung ke fakultas memungkinkan mahasiswa baru memilih UKM secara lebih bijak.
Rizky juga mengungkapkan bahwa kebijakan ini sangat berdampak pada kuantitas anggota UKM.
“Mahasiswa baru hanya mengenal UKM dari luarnya saja, tanpa kesempatan mendalami lebih jauh. Ini jelas berdampak pada jumlah anggota yang bergabung,” jelasnya.
Mengenai eksistensi UKM, Rizky menegaskan, “Keberadaan UKM menjadi taruhannya jika promosi tidak dilakukan dengan baik.”
Pendapat pimpinan umum UKM Pers dan Sastra Samudera Daniel Denoris Gulo.
“Dengan tidak adanya promosi UKM ke fakultas-fakultas, pasti berdampak sama kuantitas anggota baru nanti,
Karena sebenarnya di fakultas la promosi UKM lebih berpengaruh dan menarik minat mahasiswa baru.”
Kebijakan mengenai perubahan rundown acara dan promosi UKM ini menjadi perhatian penting bagi mahasiswa yang berharap agar pihak universitas meninjau ulang keputusan demi keberlangsungan kegiatan mahasiswa di Universitas Simalungun.
Reporter : Elvira & Mai