Pematang Siantar, Menurut Dian Perayanti Sinaga, seorang dosen dari fakultas FKIP, priodi biologi dari Universitas Simalungun, faktor-faktor yang menyebabkan kenaikan suhu di Pematang Siantar telah teridentifikasi melalui wawancara yang dilakukan melalui pesan WhatsApp pada Sabtu, 29 Juni 2024. Dian mengatakan bahwa pemanasan global yang dipicu oleh emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4), adalah salah satu penyebab utama.
“Perubahan iklim global sangat berpengaruh. Gas-gas rumah kaca dari aktivitas manusia telah secara signifikan meningkatkan suhu bumi,” ujarnya.
Dia juga menyoroti dampak urbanisasi yang pesat di kota ini. “Pembangunan yang cepat mengubah lahan hijau menjadi zona terbangun, seperti beton dan aspal, yang menyerap lebih banyak panas dan menciptakan efek pulau panas perkotaan,” tambahnya. Ini mengakibatkan suhu kota meningkat lebih cepat.
Deforestasi juga berperan besar dalam masalah ini. Dian menjelaskan,
“Penebangan hutan dan berkurangnya vegetasi hijau mengurangi kemampuan lingkungan untuk menyerap CO2 dan menurunkan suhu lokal.”Hal ini menciptakan lingkungan yang lebih rentan terhadap pemanasan.
Selain itu, peningkatan emisi dari kendaraan bermotor dan industri juga turut berkontribusi.”Polusi dari kendaraan dan pabrik telah meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, yang memperburuk efek pemanasan global,” paparnya.
Menurut Dian, kenaikan suhu juga berdampak signifikan pada kesehatan warga. “Polusi udara yang meningkat dapat memicu masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis,” ujarnya.
Dia juga menyoroti bahaya heat stress bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia. “Kasus heat stroke semakin meningkat akibat suhu yang ekstrem,” jelasnya.
Selain itu, perubahan iklim mempengaruhi penyebaran faktor penyakit seperti nyamuk demam berdarah, yang dapat menjangkiti daerah yang sebelumnya.
Dian menekankan bahwa masyarakat memiliki peran penting dalam mengurangi dampak perubahan iklim.
“Kita perlu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mendukung industri untuk beralih ke praktik yang lebih ramah lingkungan,” katanya. Dia juga menyoroti pentingnya menghentikan deforestasi dan menggantinya dengan reboisasi yang tepat.
Akhirnya, Dian Perayanti Sinaga menegaskan bahwa solusi bagi masalah ini membutuhkan kerjasama dari semu pihak.”Kesadaran kolektif dan tindakan nyata dari pemerintah, industri, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasi masalah kenaikan suhu ini,” pungkasnya.
Dengan demikian, upaya bersama dan tindakan konkret dari semua pihak diharapkan dapat memperlambat laju kenaikan suhu di Pematang Siantar dan mengurangi dampaknya bagi kesehatan dan lingkungan.
Reporter : Indah & Elvira