Akhir- akhir ini media sosial diramaikan dengan kasus pelecehan seksual yang menimpa anak dibawah umur sehingga memantik keprihatinan sejumlah mahasiswa.
Media sosial, peran orang tua hingga pemerintah menjadi sorotan mahasiswa dalam terjadinya tindakan pelecehan kepada anak di bawah umur.
Hal tersebut dibenarkan oleh Khottop Idris mahasiswa semester 6 itu mengaku mengecam tindakan pelecehan terhadap anak yang terus meningkat, Idris bilang faktor utamanya adalah media sosial.
“Banyak video tidak senonoh yang bisa memancing hawa nafsu seseorang untuk melakukan tindakan kriminal, baik itu tindakan seksual maupun yang lain,” kata Idris, Senin (03/06/24).
Sama dengan Idris, Yuda Kristafari mahasiswa fakultas hukum mengecam tindakan kekerasan seksual terhadap anak dan menyoroti peran orang tua dalam lingkungan.
“Saat ini banyak kaum muda yang terburu-buru menikah tanpa mempertimbangkan hal hal penting, di tengah kehidupan yang semakin liberal, gesekan yang sering terjadi, terutama dalam hal ekonomi dan kesetiaan, yang dampaknya kepada anak,” tutur Yuda, Senin (03/06/24).
Yuda membeberkan bahwa banyak orangtua yang acuh bahkan tidak peduli terhadap masalah ini, tindakan mahasiswa harus inklusif pemerintah melihat menyeluruh termasuk birokrasi dan pemerintah.
Yuda berharap pemerintah segera mengambil tindakan dalam kasus seperti ini karena anak adalah generasi penerus bangsa.
“Pemerintah harus serius menangani kasus kekerasan seksual terhadap anak, tidak hanya menghukum pelaku, tetapi juga memperhatikan dampak psikologis anak,” tambahnya.
Pasalnya pelecehan seksual dapat memiliki dampak psikologis yang serius terhadap anak, sehingga perlu pemulihan yang membutuhkan perhatian kusus pada korban.
Reporter: Leni, Indah, Dian O.