Pernahkan kalian berpikir bagaimana keadaan air bersih di Indonesia dari tahun ke tahun? Lalu bagaimanakah kabar air bersih di daerah tempat tinggal kalian? Mungkinkah saat ini kita akan mengalami krisis air bersih?
Air merupakan elemen terpenting dalam kehidupan seluruh makhluk di muka bumi ini. Tanpa adanya air kehidupan akan terhenti, tak ada makanan nabati dan hewani, tak ada kesuburan serta keasrian, juga tak ada manusia yang hidup selain menahan rasa kelaparan.
Seperti yang kita tahu, sumber air di bumi ini telah ada dimana-mana, di danau, sungai, serta aliran air lainnya. Namun sayangnya beberapa keadaan telah membuat air yang begitu bermanfaat menjadi air yang tiada berguna. Bahkan telah dipenuhi oleh benda-benda dari tangan yang bertanggung jawab.
Permasalahan krisis air bersih bukanlah hal yang bisa dianggap remeh, karna hal ini mencakup kehidupan seluruh makhluk hidup.
Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) menyebutkan pada tahun 2017 terdapat 2 miliyar orang di dunia telah kekurangan air bersih.
Begitu juga dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB ) mengemukakan jumlah penduduk dunia yang kekurangan air bersih pada tahun 2019 yakni sebesar 2,2 miliyar atau seperempat penduduk dunia.
Sementara di Indonesia sendiri, dari hasil Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga ( SKAMRT) Kementrian Kesehatan menyatakan di tahun 2020 terdapat 7 dari 10 rumah tangga mengonsumsi air minum yang terkontaminasi bakteri Escherichia Coli ( E-Coli ).
Selain itu, sekitar 31 % rumah tangga mengonsumsi air isi ulang, 15,9 % dari sumur gali terlindungi, dan 14,1 % dari sumur bor/pompa. Untuk akses air minum yang masuk dalam kategori layak mencapai 93 % . Sedangkan akses air minum aman hanya mencapai 11,9 % .
Berdasarkan laporan dari United Nations Educational Scientific and Cultural Organization ( UNESCO ) pada tahun 2023, secara global terdapat 2 miliyar atau 26 % dari populasi di dunia tidak memiliki air yang aman untuk diminum.
Sedangkan 3,6 miliyar lainnya atau sekitar 46 % populasi bumi tidak memiliki akses terhadap sanitasi aman dan bersih sesuai standar.
Masalah ketersediaan air sudah berada di tahap yang mengkhawatirkan. Diperkirakan dua atau tiga miliyar mengalami krisis air selama satu bulan pertahun.
Akibatnya juga akan berdampak besar dalam hal ketahanan pangan hingga ancaman terhadap akses listrik, hal ini tentu membuat kondisi masyarakat begitu sangat resah karna tak memiliki sumber apapun lagi.
Selagi masih bisa ditangani, ada baiknya jika kita melakukannya mulai saat ini. Adapun beberapa penanggulangan untuk mengatasi permasalah ini.
Pertama, menghemat penggunaan air yakni dengan cara memastikan Anda telah mematikan saluran air ketika tidak sedang dipakai. Tak hanya itu kamu juga harus membiasakan diri untuk menghabiskan air minum yang telah tersedia di gelas.
Kedua, Reboisasi yakni dengan menanam pohon kembali, karna dengan begitu air dapat terserap di akar pohon dan akan tersimpan sebagai persediaan air bersih.
Ketiga, membuat tempa penampungan hujan dimana air hujan sendiri dapat berfungsi sebagai sumber air alternatif. Untuk itu, perlunya membuat penampungan air hujan agar memiliki ketersediaan air bersih.
Keempat, membuat waduk terutama pada area yang berpotensial mengalami kekeringan. Hal ini harus dilakukan agar area tersebut memiliki penyimpanan air jika sewaktu-waktu lahan subur sudah tak ada lagi.
Kelima, kesadaran untuk tidak membuang sampah pada saluran air dikarenakan dapat membuat kualitas air memburuk. Hal ini sangat ditegaskan kepada masyarakat yang sering sekali membuat sampah sembarangan.
Keenam, memelihara atau melakukan rehabilitasi konservasi lahan dan air yang bertujuan untuk memulihkan dan mempertahankan sumber daya air serta keberlangsungan fungsinya.
Oleh karena itu, pentingnya menjaga alam dan segala isinya demi keberlangsungan hidup seluruh makhluk. Jika air benar-benar tidak ada lalu bagaimana dengan kita yang selalu membutuhkan air setiap saatnya?.
Menjaga alam sama dengan menjaga diri kita, merusak alam juga berarti merusak diri kita.
Scripter : Indri Ranita dan Yessi Desliana Saragih