Industri K-Pop yaitu fenomena budaya dari Korea Selatan, terus merajai pasar global termasuk di Indonesia. Fenomena ini menandai keemasan industri hiburan dengan kemunculan beragam boygrup dan girlgrup yang mendominasi panggung musik dalam beberapa tahun terakhir. Popularitas mereka tidak hanya terbatas pada dunia musik, namun juga merambah industri periklanan sebagai brand ambassador mengundang minat para penggemar K-Pop untuk membeli berbagai produk.
Perkembangan industri ini didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin canggih, memudahkan penggemar untuk mengakses informasi tentang idolanya. Meskipun demikian, di balik gemerlapnya fenomena K-Pop juga membawa dampak negatif terutama bagi remaja.
Dampak positifnya termasuk ekspansi lingkaran pertemanan, pembelajaran bahasa baru seperti bahasa Korea melalui lagu-lagu dan drakor, serta peningkatan kebahagiaan dan pengurangan stres.
Seorang responden (Clara)menyatakan,
“Aku bisa belajar bahasa baru Korea (hangul) dari mendengarkan lagu mereka dan menonton drama Korea (drakor), wawasan jadi bertambah karena dapat mengenal budaya dan tradisi yang ada di Korea.”
Cinta juga berpendapat, “dampak positifnya bisa menghilangkan stress karena itukan hiburan, bisa belajar bahasa dan budaya asing karena biasanya K-Pop juga selalu mencerminkan sikap yang baik, kerja keras, dan kesopanan.”
Sementara itu ia juga menambahkan,”kalo kita terlalu berlebihan dalam menyukai itu bisa melunturkan budaya asli Indonesia, kadang juga bisa terjadi fanwar (pertengkaran antar kelompok fans), bisa menyebabkan pemborosan juga karena terpancing untuk membeli merchandise idol K-Pop”, tambahnya.
Namun, di sisi lain fenomena ini juga dapat merangsang perilaku konsumtif dengan membeli merchandise seperti album, lightstick, dan poster, serta mengadopsi tren berpakaian alaKorea yang mungkin berdampak negatif terhadap identitas dan kepribadian remaja.
Seorang remaja(Feby)mengungkapkan,
“Sementara yang aku jalani dampak negatif cuman kadang sering begadang dan paket ku jadi lebih cepat habis.” Ia juga menambahkan, “Aku bukan fans yang fanatik juga dan kalau ke album sama perintilan K-Pop, photocard aku ngak sanggup beli soalnya mahal.”
Dengan demikian, sementara fenomena K-Pop membawa kegembiraan bagi banyak penggemar, penting bagi orang tua dan masyarakat secara keseluruhan untuk memahami dampaknya baik positif maupun negatif, terutama di kalangan remaja yang rentan terhadap pengaruh budaya populer.
Reporter : Indah dan Mentari