Perundungan atau bullying di lingkungan pendidikan kini tengah kembali menjadi sorotan publik karena viral di media sosial dan kasusnya semakin meningkat
Beberapa bahkan terjadi di level sekolah dasar seperti di Sekolah Dasar Parbalogan, Kecamatan Dolok Pardamean, Jumat (15/3/2024).Dalam beberapa unggahan video yang tersebar di media sosial, korban perundungan mengalami kekerasan verbal dan fisik hingga beberapa di antaranya harus mendapatkan penanganan medis yang cukup serius.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merilis data bahwa sepanjang tahun2022,setidaknya sudah terdapat lebih dari 226 kasus kekerasan fisik dan psikis, termasuk perundungan yang jumlahnya terus meningkat hingga saat ini (BBC News Indonesia, 22/07/2022). Tidak hanya itu, data riset yang pernah dirilis oleh Programme for International Students Assessment (PISA) tahun 2018 juga menunjukkan bahwa sebanyak 41,1 persen siswa di Indonesia mengaku pernah mengalami perundungan.
Pada tahun yang sama, Indonesia menempati posisi kelima tertinggi dari 78 negara sebagai negara yang paling banyak mencatat kasus perundungan di lingkungan sekolah.
Dikutip dari laman Katadata Media Network (2018) sekolah menjadi lokasi tertinggi terjadinya kasus perundungan. Fakta ini sungguh ironis karena lingkungan pendidikan yang seharusnya menjadi ruang aman bagi siswa untuk mengenyam pendidikan demi masa depan mereka, malah menjelma menjadi ruang menakutkan.
Bagi korban bullying Mereka umumnya akan mengalami kecemasan dalam interaksi sosial, memiliki tingkat kepercayaan diri rendah, merasa kesepian, hingga bertendensi untuk mengalami gangguan jiwa serta melakukan self-harm, bahkan bunuh diri.
YL mahasiswi fakultas ekonomi program studi manajemen berbagi pengalamanya sebagai seorang korban bullying saat ia duduk di bangku SMP. “ Tanpa sebab, kawan satu kelas ku dan hampir semua dari mereka mengolok olok tentang apapun itu bahkan sampai ke soal pekerjaan orang tuaku.” Hal ini dialami YL mulai dari kelas 7-8 dan berakhir saat kelas 9, “bully orang itu berhenti waktu aku kelas 9 karna aku pindah naik ke kelas unggulan yaitu 9’1” ujar YL saat di waawancarai langsung pada kamis 25/4/2027 di fakultas ekonomi universitas Simalungun.
Fakta-fakta di atas secara langsung mengafirmasi bahwa hingga saat ini perundungan masih menjadi salah satu masalah serius yang sekaligus menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan masyarakat.
Reporter : Dwi Maysaroh