Rasionalisasi Maraknya Kemaksiatan Sepanjang Ramadhan

Sumber Gambar: NU Online

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat mulia dan istimewa. bahkan kemulianya melebihi bulan-bulan yang lain.

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan pun dibelenggu.
Ini sebagaimana dijelaskan dalam salah satu hadits riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:

“Ketika bulan Ramadhan datang, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Akan tetapi dengan dibelenggu nya setan apakah tidak akan ada kemaksiatan ? Faktanya, meski hadits Rasulullah menjelaskan setan dibelenggu, masih banyak kemaksiatan yang terjadi di mana-mana.

Berkaitan dengan hal ini, Imam As-Suyuthi (wafat 911 H) pernah menjelaskan kenapa masih ada kemaksiatan di bulan Ramadhan jika setan terbelenggu. Menurutnya, ada dua alasan yang melatarbelakangi alasan tersebut, yakni :

Pertama dibelenggunya setan pada bulan Ramadhan hanya bagi orang-orang yang berpuasa, dan menjalankan semua syarat-syarat serta adab-adab puasa. Sedangkan orang yang tidak mengindahkan semua itu, maka setan tidak dibelenggu kepadanya. Artinya, setan masih leluasa untuk menggoda dan mengajaknya pada kemaksiatan.

Kedua terjadinya kemaksiatan dan kemungkaran tidak hanya karena faktor godaan setan saja, namun juga ada faktor lain yang bisa menjerumuskannya, yaitu nafsu yang jelek, kebiasaan yang buruk dan setan yang berasal dari manusia.
Dan mesra mesra an di publik, main ke club malam, membenarkan yang salah itu juga termasuk didalam nya.

Faktor di atas menurut Imam As-Suyuthi yang menjadi penyebab terjadinya kemaksiatan dan kemungkaran pada bulan Ramadhan. Penjelasan di atas sebagaimana dicatat dalam salah satu karyanya, yaitu kitab Ad-Dibaj:
“Sesungguhnya setan itu dibelenggu dari orang-orang yang berpuasa yang dalam puasanya sudah menjaga pada syarat-syarat dan menjaga adab-adab puasa. Sedangkan orang yang tidak menjaganya, maka setan tidak dibelenggu dari orang tersebut.”

“Andai benar bahwa setan-setan itu dibelenggu dari semua orang yang puasa, maka belum tentu tidak akan terjadi kemaksiatan, karena untuk terjadinya kemaksiatan itu ada faktor-faktor lain selain setan, yaitu nafsu yang jelek, kebiasaan yang buruk dan setan yang berasal dari manusia.” (As-Suyuthi, Ad-Dibaj ‘ala Syarhi Shahihi Muslim, [Daru Ibnu Affan], juz III.

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Syekh Abul Hasan Al-Mubarakfuri (wafat 1414 H), dalam kitab Mir’atul Mafatih. Ia mengatakan bahwa terjadinya kemaksiatan di bulan Ramadhan tidak semuanya disebabkan godaan setan, namun ada juga faktor lain yang mengajaknya, yaitu nafsu yang selalu mengajak pada kejelekan.

“Terjadinya kemaksiatan di bulan Ramadhan tidak (semuanya) berasal dari setan, tetapi (ada juga) disebabkan nafsu yang mengajak pada kejelekan, di mana ia telah menyerap pengaruh setan dalam setiap tahunnya.” (Al-Mubarakfuri, Mir’atul Mafatih Syarhu Misykatil Mashabih, [Idarah al-Buhuts al-Islamiyah, 1404]

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terbelenggunya setan di bulan Ramadhan tidak dapat menjamin hilangnya kemaksiatan, sebab terjadinya kemaksiatan tidak hanya disebabkan rayuan dan godaan setan. Namun juga disebabkan faktor lain, seperti nafsu yang selalu mengajak pada kemaksiatan, kebiasaan yang buruk, bahkan bisa juga disebabkan lingkungan manusia.

Semoga di bulan Ramadhan ini kita terselamatkan dari kemaksiatan baik dari godaan setan maupun godaan lainnya dan ibadah puasa yang sedang kita jalani ini menjadi ibadah yang bersih.


Reporter: Eliani , Enjelia & Dian O

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Hubungi Tim Samudera, agar segera meliput!
Halo sobat Samudera....