Rosmelina Purba salah satu perwakilan dari orang tua mahasiswa PMM 4 membuat Ruangan Rapat Biro Rektor Universitas Simalungun penuh dengan tepuk tangan.
“Ingatlah bunglon. Bunglon itu pintar beradaptasi jika dia ke daun berwarna hijau maka dia berubah warna menjadi sama seperti warna daun tersebut,” ucapnya.
Ibu dari mahasiswa FKIP prodi sejarah itu begitu antusias menyampaikan pesannya kepada seluruh mahasiswa PMM, mahasiswa dituntut bisa beradaptasi dimana tempat mereka berada.
Rosmelina juga berharap agar para mahasiswa tidak menyia-nyiakan kesempatan belajar untuk berfoya-foya. Menjadi mahasiswa yang penuh empati, dan mampu membanggakan mahasiswa.
Sambil mata berkaca-kaca beliau juga mengutarakan.
“Ingat betapa susah nya kami ke ladang untuk memenuhi Kebutuhan sekolah kalian. Jadi jangan pernah sia-sia kan,” ungkapnya.
Ada 30 orang mahasiswa yang berhasil lolos menjadi mahasiswa PMM 4. Ibu dari Ramesyi itu pun mengutarakan bahwa mahasiswa PMM bukan yang terpintar melainkan yang terbaik.
Salah satu mahasiswa PMM prodi sejarah juga mengutarakan perasaanya.
“Pertama kali saya bahagia dong, karena dapat pengumuman saya lolos dari begitu banyak yg mendaftar. Saya terpilih salah satunya, saya begitu terharu,” ucap Rameysi.
Harapannya mahasiswa yang mengikuti PMM ini bukan sekedar ikut- ikut saja tetapi harus sungguh-sungguh dalam belajar. Bukan untuk jalan- jalan berkedok kuliah dibiayai pemerintah .
Rameysi juga menyampaikan, bahwasanya dia ingin tau bagaimana rasanya belajar di universitas lain, apakah ada perbedaannya dengan kampus asal.