Suasana alam Desa Batu Jonjong, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat menyambut Dosen dan Mahasiswa Program Studi (Prodi) Biologi USI. Kegiatan bertajuk fieldtrip itu diwarnai sejumlah kegiatan mulai dari pengabdian hingga menelusuri hutan.
Sinar mentari masih bersinar di perkampungan Dusun 2, Desa Batu Jongjong, Kamis sore (23/11/2023), ketika rombongan dosen dan mahasiswa tiba. Kegiatan akan berlangsung sampai Sabtu, (25/11).
“Seru, banyak dapat ilmu baru. Sesama mahasiswa banyak kesan yang baik, saling support, dan kerjasama,” kesan Jovanna Lupita ketika bercerita, dia satu diantara mahasiswa yang berangkat.
Berada di Desa Batu Jonjong sejumlah agenda dilakoni. Diantaranya belajar pelestarian hutan dan satwa liar yang dibawakan Tim Patroli Hutan Hijau Lestari. Sebanyak 34 mahasiswa dan 6 dosen ikut dalam kegiatan fieldtrip ini.
Mahasiswa juga diajak masuk hutan mengenal ekologi hutan khususnya hutan hujan tropis. Melewati jalan terjal dan licin rombongan mengunjungi Goa Sibayak dan Goa Jodoh.
Selain itu agenda pengabdian masyarakat juga berlangsung di Dusun Batu Katak, Desa Batu Jongjong. Di rumah masyarakat mempelajari beberapa tanaman obat tradisional.
Desa Batu Jonjong terletak di ujung sebelah barat Kabupaten Langkat. Daerah ini berbatasan dengan Provinsi Daerah Istimewa Aceh, dipisahkan Taman Nasional Gunung Leuser.
Desa Batu Jonjong terkenal memiliki kekayaan alam yang beraneka ragam, mulai dari gunung yang asei, sungai yang jernih, goa-goa, serta flora dan fauna yang beragam.
Namun begitu, ketika Jova dan rombongan lainnya berkunjung air sungai sedang keruh bewarna coklat, hal itu lantaran banjir baru-baru ini.
“Sedihnya juga karena keindahan sungai bahorok hilang. Karena hujan deras Dusun Batu banjir, dan air sungainya coklat, pun sangat deras,” kata Jova angkatan 2023, akhirnya mahasiswa harus mengurungkan niat untuk berenang.
Ketua Prodi Biologi, Sumarny Purba S.Si.,M.Pd mengatakan kegiatan bertajuk fieldtrip itu bertujuan meningkatkan wawasan mahasiswa mengenai ekologi dan keanekaragaman hayati di hutan.
Mahasiswa belajar menganalisis bagaimana dampak lingkungan terhadap banjir yang terjadi di Bahorok. Selain karena itu, Desa Batu Jonjong juga dipilih untuk mengetahui keberagaman hewan dan tumbuhan sebagai bagian dari Mata Kuliah Ekologi.
“Mahasiswa beserta dosen juga meningkatkan wawasan terhadap studi etnobotani melalui konservasi tanaman herbal yg ada disana. Kami diajari membuat obat dari tanaman herbal dan berusaha melestarikannya,” kata dia ketika dihubungi lewat pesan Whatsapp pada, Selasa (28/11).
Lewat kegiatan itu Kaprodi berharap, mahasiswa lebih peduli dengan lingkungan. Hal itu bisa diwujudkan dengan melestarikan, hingga terlibat dalam budidaya.
“Sehingga plasma nutfah dan keanekaragaman hayati terjaga. Sudah banyak kita ketahui tanaman ataupun hewan sudah langka akibat perbuatan manusia yg tidak perduli dengan keberlangsungan ekosistem saat ini,” ungkap dia.
Reporter: Abed Nego Saragih