Suharnoko Harbani dari Pejuang Kemerdekaan hingga Jabat Menteri Era Suharto
Suharnoko Harbani merupakan Menteri Perindustrian Indonesia pada Kabinet Dwikora II dan Kabinet Dwikora III pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Ia juga mantan anggota Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dan pelaku sejarah dari TNI AU dalam penyerangan melalui udara di wilayah tangsi-tangsi Belanda di Kota Semarang, Salatiga dan Ambarawa pada tahun 1947.
Suharnoko lahir 30 Maret 1925 Banyuwangi, Jawa Timur. Pangkat terakhirnya Marsekal Madya TNI. Pria juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Kamboja. saat ini nama beliau oleh TNI Angkatan Udara diabadikan menjadi nama Pangkalan Udara TNI AU di daerah Tarakan, Kalimantan Utara, dan menjadi Lanud Suharnoko Harbani.
Pelaku Penyerangan Markas Belanda Di Ambarawa, Marsdya TNI Suharnoko Harbani adalah seorang Kadet yang melakukan pengeboman markas Belanda di Ambarawa menggunakan pesawat cureng pada 29 Juli 1947 silam. para Penerbang AU, Kadet Penerbang Mulyono, Sutarjo Sigit, dan Suharnoko Harbani, mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajah.
Mereka melakukan serangan udara pada pagi hari ke kubu pertahanan Belanda di Semarang, Ambarawa dan Salatiga. Serangan udara itu merupakan operasi udara pertama kali, dan menjadi cikal bakal operasi udara yang terus dikembangkan TNI AU.
Lapangan Terbang Maguwo menjadi saksi bisu peristiwa 76 tahun silam. Selasa, 29 Juli 1947 para pemuda penerbang Indonesia sibuk mempersiapkan serangan ke tangsi militer Belanda di Semarang, Salatiga dan Ambarawa. Empat pesawat direncanakan melakukan operasi udara, namun saat akan terbang, hanya tiga pesawat yang siap dipasangi bom.
Deru mesin pesawat memecahkan lapangan Udara Maguwo. Pesawat Guntai dan dua pesawat Cureng secara beruntun terbang meninggalkan Maguwo. Pesawat Guntai dipiloti Kadet Udara 1 Mulyono, didampingi Air-Gunner Dulrahman tinggal landas terlebih dahulu. Disusul dua pesawat Cureng yang diawaki Kadet Udara 1 Sutarjo Sigit, berpasangan dengan Air-Gunner Sutarjo. Juga Kadet Udara 1 Suharnoko Harbani dengan Air-Gunner Kaput.
Kaca Cockpit pesawat dilepaskan, badan dan sayap diberi cat warna hijau militer. Sedangkan modifikasi mengutamakan pada mekanisme untuk menjatuhkan bom, yang digantungkan di kedua sayap pesawat. Bom beratnya masing-masing 50 kg. Kadet Mulyono diperintah menyerang tangsi Belanda yang berada di Semarang.
Menggunakan pesawat pembom tukik “driver Bomber” Guntai berkekuatan 850 daya kuda. Pesawat berkecepatan jelajah 265 km/ jam dibebani 400 kg. Dilengkapi dua senapan, disayap dan dibelakang penerbang. Berperan sebagai penembak udara, Dulrahman.
Dengan menggunakan penerangan lampu senter dibarengi kode dari sesama penerbang, akhirnya pesawat berhasil diterbangkan. Ketika malam masih menyelimuti kota, bom telah dijatuhkan ke tangsi militer. Misi selesai, sesegera mungkin kembali ke pangkalan udara Maguwo dengan terbang rendah dan mendarat jam enam pagi.
Pria kelahiran Jawa Timur, Suharnoko Harbani merupakan lulusan pertama dari sekolah penerbangan Angkatan 1945. Ia bersama dengan rekan-rekannya mendedikasikan diri untuk mempertahankan kemerdekaan. Sejak kejadian penyerangan 76 tahun silam, 29 Juli ditetapkan menjadi Hari Bakti TNI AU.
Script Writer : Nadiya Fransiska