Di Universitas Simalungun (USI) kawanan ternak sapi & kambing kerap berkeliaran liar. Ternak memang pemakan tumbuhan, tapi tumbuhan yang satu ini bukan sembarang. Sebab keberadaan ternak memakan tanaman penelitian Mahasiswa Fakultas Pertanian.
Sedikitnya 8 ekor sapi sedang berkeliaran di area lahan penelitian mahasiswa tanpa penjaga , Sabtu Sore, (29/04/2023) tepatnya di komplek Rusunawa USI. Tak jauh dari lokasi tersebut, pada hari yang berbeda 4 ekor kambing juga tampak berada disana.
Aldy Safero Sipayung, Mahasiswa Agroteknologi 2020, Siang itu tampak begitu kesal. Mengarahkan telunjuknya, ia memperlihatkan banyaknya bekas telapak kaki sapi yang memasuki area penelitian dan praktik mahasiswa.
“Ini bekas telapak kaki sapi menginjak tanaman. Udah beberapa kali juga disisip karena dimakan tanamannya,” ujarnya dengan tegas sambil memperbaiki tanaman yang terinjak.
Di lahan penelitian yang tak jauh dari Fakultas Pertanian ini, masih ada beberapa mahasiswa yang melaksanakan tugas perkuliahan. Diantaranya menanam bawang, kacang tanah dan pakchoy.
Aldy mengaku sudah beberapa kali melihat secara langsung sapi masuk ke area penelitian. Namun dirinya tak berani melakukan perbuatan fisik terhadap ternak.
Meski kejadian terus berulang, ia dan mahasiswa lainnya hanya dapat mengusir ternak agar menjauh dari area penelitian.
“Kalau seperti ini, tanaman yang sudah diperbaiki dirusak lagi, ngak semangat menanam,” keluh Aldy.
Sejak Lama Menjadi Permasalahan
Jeje Novelina, Mahasiswa Agroteknologi angkatan 2019, ketika dihubungkan lewat pesan Whatsapp, (29/04) menceritakan pengalamannya selama melakukan penelitian di dekat gedung rusunnawa sebagai rangkaian proses pengambilan data skripsi.
Selama beberapa bulan disana, ia kerap mengeluh ubi jalar yang menjadi tanaman penelitiannya dimakan dan diinjak sapi warga masyarakat yang berkeliaran.
“Tidak terhitung lagi berapa kali jumlahnya. Aku hampir setiap hari ke lahan penelitian, sampai di lahan ada aja yang rusak. Seperti daunnya dimakan, terus umbinya rusak karena dipijak,” ungkap Jeje.
Jeje dan mahasiswa lainnya sudah berulang kali mengingat penjaga kawanan ternak, meski demikan persoalan ternak masuk lahan penelitian kerap berulang.
“Bahkan sampe pernah kami ancam kalau lembunya masuk kelahan penelitian bakalan kami racuni, dijawab iya iya aja,” kata Jeje lagi.
Meski telah selesai melaksanakan penelitian, ia berharap ada keamanan yang lebih terjaga agar proses pembelajaran mahasiswa dapat berjalan baik.
“kita nanam bukan sembarang nanam, itu penelitian penentu dan salah satu syarat untuk lulus,” tutup Jeje.
Universitas Simalungun Menyurati Pemilik Ternak
Komandan Satpam USI, Lisman Garinggaring mengatakan, sebelumnya Yayasan USI sudah mengirimkan surat kepada pemilik ternak.
“Kemarin rasaku sudah ada dari pihak yayasan menyurati ke kampung, kepada yang punya ternak,” ujarnya ketika ditemui langsung di Pos Satpam USI.
Menanggapi persoalan ternak kerap rusak lahan penelitian hingga saat ini, ia mengatakan lokasi tersebut tidak dapat sepenuhnya dalam pengawasan satpam.
“Iya tidak terkontrol, kalau lewat sana pasti diusir, cuman tidak bisa sepenuhnya waktu menjaga disana karena masih banya lokasi lain yang dijaga,” ungkap Lisman.
Reporter: Abed Nego Saragih