Sebagai mahasiswa sudah sepatutnya kita membudayakan membaca. Selain untuk menambah wawasan, membaca juga mampu meningkatkan kemampuan otak, meningkatkan kemampuan analisis, hingga meningkatkan konsentrasi.
Namun, seperti yang kita ketahui bersama jika tingkat literasi di Indonesia terbilang cukup rendah. Hasil survey dari studi Most Littered Nation In the World 2016 sendiri menyebutkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-60 dari 61 negara.
Sejalan halnya dengan tingkat literasi di Universitas Simalungun yang terbilang cukup rendah. Perpustakaan umum di kampus ini nyaris tidak pernah terjamah oleh tangan mahasiswanya sendiri dengan berbagai alasan.
Mulai dari kemajuan teknologi yang lebih memudahkan mereka untuk mengakses buku, hingga ada juga yang mengeluhkan soal kondisi perpustakaan Universitas Simalungun.
Tempat ini memang sengaja disediakan oleh kampus sebagai salah satu fasilitas pendukung bagi mahasiswa. Selain dari fasilitas perpustakaan di setiap fakultas.
Perpustakaan Universitas Simalungun ini letaknya persis di belakang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Namun, beberapa mahasiswa mengaku kesulitan untuk menemukan pintu masuk atau akses menuju ke dalam perpustakaan.
Kebanyakan mahasiswa yang berkunjung ke sini adalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang dalam tahap penyusunan skripsi.
Sama halnya seperti Putri, salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi yang tengah duduk di semester VII. Ia mengaku baru pertama kalinya datang mengunjungi perpustakaan ini, dan saat ditanyai oleh reporter SAMUDERA tentang suasana perpustakaan ia mengaku biasa saja.
“biasa aja sih,” kata putri (Rabu, 01/02/23).
Selaras dengan Putri mahasiswa FKIP semester 4 yang tidak mau disebut namanya juga ikut angkat suara . Ia menjelaskan bahwa visual dari perpustakaan yang kurang menarik. Sehingga membuatnya merasa kurang tergugah untuk membaca di sana.
“Gak menarik perpus nya, gelap juga nampak nya,” jelasnya (Selasa, 30/01/02).
Selain itu, mahasiswa Fakultas Hukum yg sekarang sedang menjalani semester 4 mengaku lebih memilih membaca buku ke perpustakaan kota, dan sudah berkali kali membaca di perpustakaan kota.
“Iyalah, dari tampilannya perpustakaan kota lebih menarik, mulai dari kenyamanan dan fasilitas,” beber gadis itu.
Kemampuan literasi sangatlah penting terutama bagi generasi muda. Semakin banyak literatur yang dibaca, semakin menambah wawasan dan membuka cakrawala baru.
Sedangkan menurut Arinbi Selaku staff administrasi perpustakaan USI tingkat literasi di USI masih dikatakan rendah.
“Kalo menurutku ya mahasiswa di USI masih kurang literasi apalagi tentang perpustakaan,” ungkapnya.
Arinbi juga menjelaskan bahwa perpustakaan ramai di bulan menjelang wisuda, bahkan terkadang perpustakaan sepi tak ada mahasiswa.
Tak hanya itu, arinbi juga memberikan tanggapan tentang mahasiswa yg tidak mengetahui informasi hari dan jam layanan perpustakaan.
“Sedangkan mereka kurang diminat baca apalagi mau tau tentang perpustakan, sebenarnya perpustakaan buka dari senin-sabtu, kamis jam 09.00-15.00 WIB dan Jumat sabtu jam 09.00-13.00 WIB,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan soal kelengkapan buku perpustakaan, dimana lantai 1 hingga lantai 2 buku yang sudah lengkap, dan tidak ada kesulitan yg diberikan saat membuat kartu peminjaman perpustakaan, Syarat pembuatan surat peminjaman buku perpustakaan yaitu Foto, KTM, dan fotocopy slip pembayaran UKT.
Reporter: Leni Purba & Dian Dipa Pratiwi