Organisasi kemahasiswaan (Ormawa) merupakan peranan penting dalam pengembangan mahasiswa di lingkungan kampus dan berpengaruh penting dalam memajukan kampus.
Sri Martina, SE, M.Si Salah satu dosen Fakultas Ekonomi berpendapat bahwa peran organisasi kampus adalah dapat meningkatkan sumber daya mahasiswa.
Hal itu sesuai dengan tiga pedoman mahasiswa yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat agar dapat meningkatkan kinerja dan akreditasi baik jurusan maupun universitas.
Maraknya perbincangan Ormawa di tengah tengah universitas simalungun, menimbulkan banyak tanggapan terkait hubungan organisasi di USI dengan birokrasi kampus saat ini.
Pasalnya Ormawa tidak pernah lepas dari masalah. Banyak masalah yang terjadi, mulai dari dana, dukungan, hingga masalah kepengurusan.
Samuel Simanullang, ketua Badan Eksekutif Mahasiswa( BEM) Fakultas hukum, mengaku sangat minim dan kurang bersinergi hubungan antara birokrasi kampus dan ormawa di USI menjadi hambatan untuk kemajuan organisasi.
” Bisa dilihat dari program program inisiasi ormawa sangat minim dukungan, kerap mengeluh mengenai anggaran, maupun support moril/ izin kampus,” ungkap Samuel, Kamis kemarin.
Samuel juga memberikan saran bahwa hubungan antara birokrasi kampus dengan Ormawa tidak harus mesra melainkan bisa melakukan kolaborasi yang baik dan terkoordinir dengan tiap tiap ormawa.
“Itu semua bisa dilakukan lewat tranparansi dan sering melakukan audiensi dengan pihak birokrasi kampus, dan keinginan mahasiswa yang memang harus dilakukan tiap tiap organisasi untuk memberdayakan bakat dan kamampuan masyarakat,” jelasnya.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh Prima Lingga dari Unit Kegiatan Mahasiswa(UKM) Unit Taekwondo Club (UTC).
Menurutnya minimnya fasilitas yang diberikan oleh kampus berbanding terbalik dengan banyak kegiatan yang sudah diadakan mahasiswa.
Hal ini menjadi penilaian lebih, bahwa UKM di USI sudah punya nama dan dipandang oleh masyarakat luas.
“Pemakaian fasilitas bus yg sudah jelas kita ini membawa kegiatan atas nama universitas namun sangat sulit untuk menggunakannya,” ujarnya saat pelaksanaan syukuran 5 UKM beberapa pekan lalu.
Hal lainnya juga disampaikan Ketua Mahasiswa Pencinta Alam Khatulistiwa Rizky Saragih oleh UKM Khatulistiwa. Rizky berpendapat saat ini tidak ada pembeda mahasiswa yang aktif berorganisasi dengan yang tidak berorganisasi
“Perlu universitas melihat lebih jauh, dimata USI semua terlihat sama, maunya ada pelatihan-pelatihan yang terkhusus untuk UKM yang bernilai positif,” katanya.
“Terlebih lagi ukm sekarang seperti anak tiri di ibu kandungnya sendiri, sepertinya lebih di dukung organisasi luar kampus, dibanding kita UKM,” tambahnya.
Sejalan dengan itu, UKM Kesenian budaya dan musik(KBM) mengeluhkan Kesulitan dalam dana kegiatan yang juga mempengaruhi pelaksanaan kegiatan.
Bahkan, perlengkapan kesekretariatan harus dengan uang sendiri, mereka mengaku bahwa sulit juga seolah orang berorganisasi harus punya uang dari kantong sendiri, seperti studio, alat-alat musik, dan kelengkapan lainnya itu bukan dari kampus.
Selain itu, pengurus lima UKM USI meminta agar mahasiswa yang mendapatkan Bidikmisi/KIP Kuliah agar sekiranya dapat tertib dalam menjalankan UKM.
Sejauh ini banyak mahasiswa penerima beasiswa siswa hanya menjadi organisasi kemahasiswaan untuk memenuhi persyaratan agar bergabung ke organisasi kampus.
Namun faktanya, ketika mahasiswa bidik misi dikeluarkan dari organisasi karena tidak disiplin tidak ada tindaklanjut dari kampus.
Terlepas dari keluhan keluhan yg disampaikan oleh UKM dan BEM, hal tersebut juga dapat dirasakan oleh mahasiswa yg tidak mengikuti organisasi, Chorunnisa Utami semester 5 prodi akuntansi.
“Bahwasanya organisasi kampus itu stuck disitu aja, maunya setiap organisasi mempunyai pembinaanya yang benar benar ahli di bidang nya agar lebih terarah bukan hanya gabung organisasi lalu belajar sendiri dengan senior senior nya,” jelas nya, kamis (27/10/22).
Chorunnisa juga berharap kepada birokasi mahasiswa lebih memfasilitasi organisasi di USI supaya lebih berkembang.
“Sebaiknya biro kemahasiswaan agar turun langsung mengcross check semua organisasi yang ada di USI,” tutupnya.
Reporter: Leni Purba, Putri Cindy & Rahayu Nurhalimah